19 Juni, 2008

ways to say love

WAYS TO SAY I LOVE U

  1. English (Inggris) - I love you

  2. Afrikaans (Afrika) - Ek het jou life

  3. Albanian (Albania) - Te dua

  4. Arabic (Arab) - Ana behibak (to male)

  5. Arabic (Arab) - Ana behibek (to female)

  6. Armenian (Armenia) - Yes kez sirumen

  7. Bambara - M'bi fe

  8. Bangla (Banglades) - Aamee tuma ke bhalo aashi

  9. Belarusian (Belarusia) - Ya tabe kahayu

  10. Bisaya - Nahigugma ako kanimo

  11. Bulgarian (Bulgaria) - Obicham te

  12. Cambodian (Kamboja) - Soro lahn nhee ah

  13. Cantonese Chinese (China) - Ngo oiy ney a

  14. Catalan - T'estimo

  15. Cheyenne - Ne mohotatse

  16. Chichewa – Ndimakukonda

  17. Corsican - Ti tengu caru (to male)

  18. Creol - Mi aime jou

  19. Croatian (Kroasia) - Volim te

  20. Czech (Ceko) - Miluji te

  21. Danish (Denmark) - Jeg Elsker Digs

  22. Dutch (Belanda) - Ik hou van jou

  23. Esperanto (Esperanto) - Mi amas vin

  24. Estonian (Estonia) - Ma armastan sind

  25. Ethiopian (Utopia) - Afgreki'

  26. Faroese - Eg elski teg

  27. Farsi - Doset daram

  28. Filipino (Philifina) - Mahal kita

  29. Finnish (Finlandia) - Mina rakastan sinua

  30. French (Prancis) - Je t'aime, Je t'adore

  31. Frisian - Ik hâld fan dy

  32. Gaelic - Ta gra agam ort

  33. Georgian (Gergia) – Mikvarhar

  34. German (Jerman) - Ich liebe dich

  35. Greek (Yunani) - S'agapo

  36. Gujarati (Gujarat) - Hoo thunay prem karoo choo

  37. Hiligaynon - Palangga ko ikaw

  38. Hawaiian - Aloha wau ia oi

  39. Hebrew (Ibrani) - Ani ohev otah (to female)

  40. Hebrew (Ibrani) - Ani ohev et otha (to male)

  41. Hiligaynon - Guina higugma ko ikaw

  42. Hindi - Hum Tumhe Pyar Karte hae

  43. Hmong - Kuv hlub koj

  44. Hopi - Nu' umi unangwa'ta

  45. Hungarian – Szeretlek

  46. Icelandic (Irlandia) - Eg elska tig

  47. Ilonggo - Palangga ko ikaw

  48. Indonesian - Saya cinta padamu

  49. Inuit – Negligevapse

  50. Irish (Irlandia) - Taim i' ngra leat

  51. Italian (Italia) - Ti amo

  52. Japanese (Jepang) – Aishiteru

  53. Kannada (Kanada) - Naanu ninna preetisuttene

  54. Kapampangan - Kaluguran daka

  55. Kiswahili – Nakupenda

  56. Konkani - Tu magel moga cho

  57. Korean - Sarang Heyo

  58. Latin - Te amo

  59. Latvian - Es tevi miilu

  60. Lebanese (Libanon)– Bahibak

  61. Lithuanian - Tave myliu

  62. Malay (Malaysia) - Saya cintakan mu / Aku cinta padamu

  63. Malayalam - Njan Ninne Premikunnu

  64. Mandarin Chinese (China Mandarin) - Wo ai ni

  65. Marathi - Me tula prem karto

  66. Mohawk – Kanbhik

  67. Moroccan (Maroco) - Ana moajaba bik

  68. Nahuatl - Ni mits neki

  69. Navaho - Ayor anosh'ni

  70. Norwegian (Norwegia) - Jeg Elsker Deg

  71. Pandacan - Syota na kita!!

  72. Pangasinan - Inaru Taka

  73. Papiamento - Mi ta stimabo

  74. Persian (Persia) - Doo-set daaram

  75. Pig Latin - Iay ovlay ouyay

  76. Polish - Kocham Ciebie

  77. Portuguese (Portugal) - Eu te amo

  78. Romanian (Roma) - Te iubesc

  79. Russian (Rusia) - Ya tebya liubliu

  80. Scot Gaelic (Skotlandia) - Tha gra\dh agam ort

  81. Serbian (Serbia) - Volim te

  82. Setswana - Ke a go rata

  83. Sign Language - ,\,,/ (represents position of fingers when signing 'I Love You')

  84. Sindhi - Maa tokhe pyar kendo ahyan

  85. Sioux – Techihhila

  86. Slovak (Slovakia) - Lu`bim ta

  87. Slovenian (Slovenia) - Ljubim te

  88. Spanish (Spanyol) - Te quiero / Te amo

  89. Swahili - Ninapenda wewe

  90. Swedish (Swedia) - Jag alskar dig

  91. Swiss-German - Ich lieb Di

  92. Tagalog - Mahal kita

  93. Taiwanese (Taiwan) - Wa ga ei li

  94. Tahitian - Ua Here Vau Ia Oe

  95. Tamil - Nan unnai kathalikaraen

  96. Telugu - Nenu ninnu premistunnanu

  97. Thai (Thailand) - Chan rak khun (to male)

  98. Thai (Thailand) - Phom rak khun (to female)

  99. Turkish (Turki) - Seni Seviyorum

  100. Ukrainian (Ukraina) - Ya tebe kahayu

  101. Urdu (India) - mai aap say pyaar karta hoo

  102. Vietnamese (Vietnam) - Anh ye^u em (to female)

  103. Vietnamese (Vietnam) - Em ye^u anh (to male)

  104. Welsh (Wales) - 'Rwy'n dy garu di

  105. Yiddish - Ikh hob dikh

  106. Yoruba (Yahudi) - Mo ni fe

12 Mei, 2008

efek bayangan air

  1. Buat lembar kerja dengan ukuran 500x500

  2. Gunakan Horizontal Type Tools (T), dan buat teks yang anda inginkan.

  1. Duplikat layer text tadi, Layer > Duplicate Layer. Dan anda akan memiliki 2 layer bernama “text” dan “text copy”.

  1. Kemudian pilih layer “text” sebagai bayangan. Klik layer “text” kemudian kita Rasterize layer ini dengan cara pilih menu Layer > Rasterize > Type. Selanjutnya putar layer ini 1800 dengan cara pilih menu Edit > Transform > Flip Vertical. Lalu geser layer “text” sampai kaki text bertemu.

  1. Berikan efek gradasi dengan cara pilih menu Layer > Layer Style > Gradient Overlay. Pada Blend Mode pilih Normal, Opacity: 100, Style: Linear dan Scale: 100. Pilih warna gradisi hitam menuju putih. Kemudia pilih Angle: -90. Dan hasilnya seperti gambar dibawah.

  1. Kemudain berikan sentuhan akhir berupa efek-efek genangan air. Dengan cara pilih menu Filter > Distort > Ripple. Set Amount: 150 dan Size: Medium. Dan hasil akhirnya seperti pada gambar dibawah ini.

05 Mei, 2008

Le Corbusier

Nama lengkapnya Charles-Edouard Jeanneret, lahir 6 oktober 1887 di La Chaux-de-Fonds, sebuah kota kecil Neuchâtel canton di bagian timur laut Swiss, tepatnya di pegunungan Jura, yang hanya 5km dari perbatasan Perancis dan meninggal pada 27 agustus 1965 di Roquebrune Cap Martin, Prancis.

Adalah seorang ahli dalam teori-teori desain modern dan beliau sangat berdedikasi dalam menghasilkan kehidupan yang lebih baik pada kota dan tempat tinggal yang cukup padat. Karirnya berjalan selama lima dekade dengan begitu banyak bangunan yang telah dibangun tersebar di sepanjang Eropa, India, Rusia, dan dua di Amerika. Beliau juga seorang perancang kawasan, pelukis, pematung, penulis, dan perancang modern furniture. Le Corbusier tertarik pada visual art dan menempuh pendidikannya di La-Chaux-de-Fonds Art School. Guru Arsitekturnya pada masa itu adalah arsitek René Chapallaz, yang kemudian menjadi pengaruh terbesar pada desain beliau pada awal karir beliau. Pada awal karirnya sebagai arsitek, Le Corbusier lebih banyak mendesain villa-villa, seperti: Villa Fallet, Villa Schwob, dan Villa Jeanneret-villa ini didekasikan untuk orang tuanya- di La Chaux-de-Fonds. Villa-villa ini merupakan suatu karya arsitektur vernacular yang popular di negara-negara sepanjang pegunungan Alpen. Pada awal tahun-tahun karirnya, ia kemudian memutuskan untuk mencari pengalaman di tempat lain agar lepas dari hal-hal yang mengikat kreativitasnya di kota kelahirannya. Ia memutuskan untuk melakukan perjalanan berkeliling Eropa. Pada tahun 1907 beliau sampai di Paris, di mana kemudian Beliau bekerja pada Auguste Perret, seorang ahli beton dari Perancis. Antara Oktober 1910 dan Maret 1911, beliau bekerja pada Peter Behrens di dekat kota Berlin, di mana kemudian beliau bertemu dengan Ludwig Mies van der Rohe dan Walter Gropius. Setelah itu. Beliau menjadi salah satu arsitek yang cukup berpengaruh di Jerman, di mana pengalaman beliau pada masa itu membawa pengaruh yang cukup besar pada hasil karya beliau selanjutnya.

Pada akhir tahun 1911, beliau melakukan perjalanan ke semenanjung Balkan untuk mengunjungi Yunani dan Turki sambil menggambar banyak sketsa bangunan di sana termasuk Kuil Parthenon, yang kemudian dimasukkan oleh beliau dalam Vers une architecture (1923). Vers une architecture, yang dapat diartikan sebagai “Towards a New Architecture” marupakan kumpulan esai Le Corbusier. Esai-esai tersebut biasa terbit dalam jurnal berbahasa Perancis L'Esprit Nouveau, di mana pada jurnal tersebut terdapat teori-teori Le Corbusier yang mencakup Teori Arsitektur Modern. 1914-1930 Career: The Villas Selama Perang Dunia I, Le Corbusier mengajar di sekolah lamanya La-Chaux-de-Fonds Art School, dan tidak kembali ke Paris sampai perang tersebut berakhir. Selama 4 tahun di Swiss, beliau menelaah banyak teori-teori arsitektur yang menggunakan kaidah teknik arsitektur modern. Salah satu karya beliau pada masa itu adalah “Domino House” (1914-1915). Desain tersebut kemudian menjadi dasar dari sebagian besar karya beliau sampai 10 tahun setelahnya, di mana kemudian beliau memulai mendesain karya-karyanya bersama keponakannya, Pierre Jeanneret (1896-1967) sampai tahun 1940. Pada tahun 1918, Le Corbusier bertemu dengan Amédée Ozenfant, seorang pelukis Cubist. Ozenfant mendukungnya untuk melukis, di mana kemudian periode hubungan kerjasama mereka pun dimulai. Dengan menganggap Cubism sebagai sesautu yang irrasional namun “romantis”, mereka kemudian mempublikasikan manifesto mereka, Après le Cubisme dan menetapkan teori pergerakan arsitektur modern yang baru, Purism. Purism Purism adalah suatu bentuk dari Cubism, yang merupakan salah satu pendekatan estetika dalam arsitektur. Le Corbusier dan Ozenfant pertama kali mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar teori ini pada tahun 1918. Ekspresi dari Purism adalah ekspresi yang menampilkan kemurnian bangunan yang sepi ornamen, sejalan dengan adagium arsitektur modern yang menilai bahwa: "Ornament is a crime", teori ini muncul karena adanya keinginan untuk melepaskan diri dari penggunaan ornamen dengan berprinsip bahwa tanpa ornamen bangunan bisa tampak lebih indah. Hal ini juga di anut oleh beberapa tokoh lain, yaitu: Arsitek dan Pelukis asal Ceko, Bedřich Feuerstein, Eesti Kunstnike Rühm (Group of Estonian Artists) di Tallinn, Arnold Akberg, Mart Laarman, Henrik Olvi, and Juhan Raudsepp. Jurnal mereka, "Uue Kunsti Raamat", atau "Book of New Art", pada tahun 1928, sangat dipengaruhi oleh L'Esprit Nouveau. Selain itu, salah satu arsitek trekenal penganut Purism adalah Richard Meier.

Corbusier dikenal sebagai salah satu orang pertama yang menyadari pengaruh mobil terhadap bentuk dan rancangan pemukiman manusia. Ia tidak menyukai segala bentuk hiasan atau ornamentasi pada bangunan, dan pernah mengatakan bahwa "semua bangunan seharusnya berwarna putih”.


Elemen Estetika

Estetika terdiri dari 6 (enam) azas, yaitu:

  1. Azas Kesatuan utuh/ Keanekaan.

Bahwa setiap karya yang indah mengandung hanya unsur-unsur yang perlu dan saling mempunyai hubungan timbal-balik.


  1. Azas Tema

Bahwa terdapat suatu atau beberapa peran utama baik itu berupa bentuk, warna, pola, irama, atau makna sebagai titik pusat nilai dan pemahaman/ pengamatan orang terhadap karya itu.


  1. Azas Variasi Menurut Tema

Bahwa tema harus disempurnakan dan diungkapkan dalam berbagai variasi agar tidak membosankan/ monoton.


  1. Azas Keseimbangan

Bahwa keseimbangan itu tidak dapat dicapai dari kesamaan unsure-unsur yang berlawanan, saling memerlukan untuk menciptakan suatu kebulatan.


  1. Azas Perkembangan/ Evolution

Bahwa makna yang menyeluruh dicapai dengan kesatuan dari proses bagian awal yang menentukan bagian-bagian proses selanjutnya.


  1. Azas Tata Jenjang

Bahwa perlu ada satu unsure yang memimpin, yang diatas dari unsure-unsur yang lain , dan sama-sama mendukung tema.



Elemen Desain Arsitektur

Desain arsitektur terdiri atas 7 (tujuh) elemen, yaitu:

  1. Garis

Selain sebagai suatu elemen yang tertua daripada desain, garis juga merupakan elemen yang sederhana, tetapi sulit untuk dianalisa. Elemen garis dihasilkan dari berjuta-juta titik yang saling berhubungan satu sama lain. Garis digunakan untuk menghasilkan arah gerak suatu objek serta memberikan kesan pada suatu objek.

Garis dibagi dalam beberapa pokok, yaitu:

    • Garis lurus, menyatakan perasaan yang kokoh, kuat dan lebih keras.

      1. Garis Lurus Vertikal : Memberikan kesan tinggi, kokoh dan tegak lurus.

      2. Garis Lurus Horisontal : Memberikan kesan pendek dan mendatar.

      3. Garis Lurus Diagonal : Memberikan kesan aktif.

  1. Arah

Arah memberikan pengertian kepada pengamat tentang makna dari garis. Arah dapat membentuk ruang-ruang.

  1. Bentuk dan Ruang

Bentuk adalah akibat dari arah. Bentuk identik dengan isi/ rongga. Beberapa garis bersama-sama membentuk bidang, dan bidang digabungkan menjadi satu dan menghasilkan bentuk tertentu.

Defenisi bentuk ditentukan oleh tiga dimensinya, yaitu: panjang, lebar dan tinggi.

  1. Bentuk 2 dimensi : dibuat dalam bidang datar.

  2. Bentuk 3 Dimensi : dibatasi oleh bidang-bidang yang membentuk ruang/ isi.

Bentuk tidak akan ada tanpa isi dan sebaliknya isi tidak akan ada tanpa ruang/ bentuk. Setiap bentuk-bentuk mempunyai karakter.

  • Bentuk Segi empat/ kubus : Bentuk stabil tapi monoton, sifatnya formal.

  • Bentuk Segitiga : bentuknya aktif menunjukkan arah karakter enerjik.

  • Bentuk Bola : kelihatan labil/ selalu bergerak dan lembut.


Dasar bentuk ada dua : Statis dan Dinamis

Bentuk dikenal dari:

  • Pelebaran dan prporsinya,

  • Batas-batasnya,

  • Bahan, warna, permukaan,

  • Kesatuan dengan bentuk lain, dan

  • Arahnya.


Pengertian Ruang

  • Bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi yang sudah dibentuk/ disusun.

  • Penghubung atau pengikat atau penerus yang membentuk suatu kesan batas.

  1. Ukuran

Garis, bentuk atau ruang bisa saja berbeda dalam ukuran. Ukuran dan memberi kesan yang baik untuk pengamat. Ukuran yang besar dan kecil merupakan ukuran yang nisbi. Ukuran erat kaitannya dengan modul dan proporsi. Ukuran yang baik adalah perbandingan 3 : 5.

  1. Tekstur/ Barik

Tekstur adalah merupakan kualitas permukaan, licin/ halus atau kasar. Tekstur adalah titik-titik halus atau kasar yang tidak teratur pada permukaan. Corak adalah titik-titik halus atau kasar yang teratur pada permukaan tekstur. Tekstur dapat memberi dampak psikologis terhadap perancangan.

Tekstur dibagi dua, yaitu:

    • Tekstur Halus : dibedakan oleh elemen-elemen halus dan warna.

    • Tekstur Kasar : permukaannya terdiri dari elemen-elemen yang berbeda baik corak maupun warnanya.

Tekstur dalam suatu ruang erat kaitannya dengan jarak pandang. Dalam desain dijumpai:

    • Tekstur Alam : mamakai kayu, artifical, dan lin-lain

    • Tekstur Buatan : buatan manusia atau buatan pabrik

Fungsi tekstur dalam desain memberikan persepsi pada manusia.

  1. Elemen Nada

Sebuah karya baik karya perancang maupun seniman memikirkan cahaya. Nada membentuk suatu efek terang/ gelap. Nada yang dimaksud yaitu bayangan.

  1. Elemen Warna

  • Issac Newton, menemukan teori mengnai cara pembiasan warna melalui prisma.

Seberkas cahaya mataharimelalui prisma akan terurai menjadi spektrum cahaya yang menghasilkan panjang gelombang masing-masing yang akan sampai ke mata.

7 warna pelangi:

        1. Merah

        2. Jingga

        3. Kuning

        4. Biru

        5. Nila

        6. Ungu

        7. Hijau

  • Le Blond, meneliti bahwa penelitian Issac Newton mengeani warna pelangi dapat disederhanakan menjadi 3 warna saja, yaitu: Merah, kuning, Biru yang dikenal sebagai warna dasar.

  • Brewster, seorang sarjana kebangsaan inggris yang meneliti warna atas dasar fisik dan pigmen warna.

          • Fisik : keadaan warna sendiri, seperti merah, kuning, biru.

          • Pigmen : melalui prisma

  • Albert Munsell, meneliti tidak hanya keadaan warna tapi juga efek warna (Fisis dan Psychio). Menyelidiki 3 warna dasar (merah, kuning, biru).

Juga menggolongkan warna dasar:

          • Hue : kualitas warna atau intensitas panjang gelombang

          • Value : gejala warna dari warna yang menyebabkan pancaran warna dalam perbandingan hitam dan putih.

          • Chroma : penyimpangan terhadap warna putih dan kejenuhan warna.

  • Prang, menyatakan bahwa secara psikologis warna dibagi 3:

          • Hue : berkaitan dengan tempramen panas - dinginnya warna.

          • Value : berkaitan dengan gelap – terangnya warna.

          • Intensity : kekuatan pencahayaan warna.

Prang menggolongkan warna dalam beberapa kelas:

    1. Primary (utama) : warna dasar atau warna utama.

    2. Binary (sekunder) : pencampuran dua warna dasar.

    3. Intermediary : pencampuran warna antar Primari dengan Binary.

    4. Tertiary : pencampuran warna dari dua binary.

    5. Quarternary : pencampuran warna dari dua tertiary.



Dasar desain


  1. Dasar desain

Dasar desain merupakan pemberian bentuk dan perencanaan. Dalam desain (dasar desain) hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :

  1. Keamanan dan kesesuaian fungsi.

  2. Pemeliharaan yang mudah.

  3. Biaya rendah.

  4. Harus memenuhi market (pasar).

  5. Estetika


  1. Prinsip desain

Prinsip desain terdiri dari :

  1. Pengulangan (replication)

Pengulangan dapat terwujud dalam : bentuk, ukuran, warna, tekstur, arah, kedudukan dan ruang.

  • Bila berulang sama monoton

  • Bila berulang tak sama berirama

  1. Keserasian (harmony)

Kombinasi dari unit-unit serupa dalam satu atau beberapa hubungan, keserasian dilihat dari : bentuk, warna dan ukuran.

  1. Peralihan (gradation)

Dalam desain peralihan terjadi secar berkesinambungan (gradasi).

  1. Pemancaran (radiation)

Merupakan suatu perulangan yang khusus. Perulangan yang mengitari/ mengelilingi suatu pusat.

  1. Kontras (contras)

Kontras dapat memberikan kesan pada pengamat, selain itu kontras juga dapat menjadi suatu aksen (penekanan).

  1. Kesatuan (unity)

Kesatuan dapat dicapai melalui bentuk, bahan/ material.

Dalam desain ada bermacam-macam : tertib, semi tertib, kurang tertib.

Kesatuan terdiri dari :

  • Kesatuan bentuk : misalnya rumah perumahan.

  • Kesatuan material : penggunaan atap genteng secara keseluruhan pada suatu pemukiman.

  1. Proporsi (proportion)

Adalah segala bentuk dan ukuran sehingga enak untuk dilihat. Proporsi adalah ukuran-ukuran yang diperbandingkan. Proporsi erat kaitannya dengan skala, sebab memberikan mutu dan kesan yang baik bagi suatu bangunan.

  1. Langgam (style)

Adalah bentuk/ teknik yang khas untuk suatu karya. Langgam adalah segolongan karya (seni dan perencanaan) dalam suatu kurun waktu/ wilayah.

Langgam (gaya) dibagi 2, yaitu :

  • Menurut zaman dan negara

  • Menurut bentuk kehidupan manusia/ karya langgam juga ditunjukkan pada material yang digunakan.


Aqidah Akhlak Sebagai Ilmu Pengetahuan

Islam dapat dipandang sebagai :

  1. Agama yang diyakini kebenaranya dari Allah SWT, dipelajari, difahami untuk diketahui dan diamalkan oleh umat islam untuk kepentingan kehidupan di dunia dan diakhirat kelak.

  2. Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh siapa saja sebagai realitas untuk diketahui, difahami dan digunakan untuk kepentingan kehidupan didunia.

  3. Budaya yang dipelajari oleh siapa saja sebagai simbol agar diketahui, difahami serta digunakan oleh umat islam sebagai pendukung budaya tersebut, dengan tidak menutup penggunaannya oleh komunitas non-muslim.

Aqidah akhlak sebagai ilmu pengetahuan harus memenuhi tiga syarat yaitu:

  1. Mempunyai objek material, yaitu apa yang dipelajari.

  2. Mempunyai objek fungsional, yaitu apa yang menjadi tujuan.

  3. Mempunya metode atau cara untuk mengembangkan ilmu itu.

Ketiga syarat tersebut dapat dipenuhi oleh aqidah akhlak oleh karena:

  1. Objek material aqidah akhlak adalah aspek agama yang bertalian dengan aqidah (hal-hal yang harus diyakini dan diimani serta akhlak yaitu nilai-nilai yang bertalian dengan sikap dan perilaku terpuji).

  2. Objek fungsional adalah untuk mengetahui dan memahami segala hal yang bertalian dengan aqidah akhlak yang menjadi dasar untuk memahami gejala-gejala dan realitas keagamaan yang ada dalam suatu masyarakat.

  3. Metode yang digunakan termasuk metode analisis isi dan tafsir terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW sebagi sumber utama ilmu itu.

22 April, 2008

Baja

Sejarah baja

  • Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM

  • Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.

  • Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.

  • Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.

  • Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.

  • Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.

  • Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja

  • Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.

  • 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.

  • 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

bijih besi antara lain :

  • Hematite - Fe2O3 - 70 % iron

  • Magnetite - Fe3O4 - 72 % iron

  • Limonite - Fe2O3 + H2O - 50 % to 66 % iron

  • Siderite - FeCO3 - 48 % iron

Pemurnian Besi

  • Prinsip dasar : Menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi.

  • Cara tradisional : blomery, pada proses ini bijih besi dibakar dengan charcoal, dimana banyak mengandung carbon sehingga terjadi pengikatan oksigen, pembakaran tersebut menghasilkan karbondiokasida dan karbon monoksida yang terlepas ke udara, sehingga besi murni didapat dan dikeluarkan dari dapur,kekurangnya tidak semua besi dapat melebur sehingga terbentuk spoge, spoge berisi besi dan silica.

  • Proses lebih modern adalah dengan blas furnace, blast furnace diisi oleh bijih besi, charcoal atau coke (coke adalah charcoal yang terbuat dari coal) dan limestone (CaCO3). Angin secara kencang dan kontinu ditiupkan dari bawah dapur. Hasil peluburan besi akan berada di bawah, cairan besi yang keluar ditampung dan disebut dengan pig iron.


Proses pembuatan baja

Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :

  1. proses konvertor

terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.

Sistem kerja

  • Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,

  • Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)

  • Kembali ditegakkan.

  • Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.

  • Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.


    • proses Bassemer (asam)

lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3

    • proses Thomas (basa)

Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),

3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)


  1. proses Siemens Martin

menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah :

  1. memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur

  2. sebagai Fundamen/ landasan dapur

  3. menghemat pemakaian tempat

Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,

    • Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),

    • besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)


  1. proses Basic Oxygen Furnace

  • logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)

  • Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.

  • ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.

Keuntungan dari BOF adalah:

    • BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen

    • Proses hanya lebih-kurang 50 menit.

    • Tidak perlu tuyer di bagian bawah

    • Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon

    • Biaya operasi murah


  1. proses dapur listrik

temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.

Keuntungan :


    • Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat

    • Temperatur dapat diatur

    • Efisiensi termis dapur tinggi

    • Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik

    • Kerugian akibat penguapan sangat kecil


  1. proses dapur kopel

mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.

Proses

  • pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.

  • Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.

  • kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.

  • besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.

  • 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:


akan bereaksi dengan karbon:

Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.


  1. proses dapur Cawan

  • Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,

  • kemudian dapur ditutup rapat.

  • Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.

  • Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan


Klasifikasi baja

  1. Menurut komposisi kimianya:

    1. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu;

      • Baja karbon rendah (low carbon steel) machine, machinery dan mild steel

- 0,05 % - 0,30% C.

Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:

        • 0,05 % - 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.

        • 0,20 % - 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.

      • Baja karbon menengah (medium carbon steel)

        • Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.

        • Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:

        • 0,30 % - 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.

        • 0,40 % - 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.

        • 0,50 % - 0,60 % C : hammers dan sledges.

      • Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel

        • Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % - 1,50 % C

Penggunaan

        • screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.

    1. Baja paduan (alloy steel)

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

  1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)

  2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah

  3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)

Untuk membuat sifat-sifat spesial


Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:

  1. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %

  2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %

  3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel) dan high speed steel.

      • Baja Paduan Khusus (special alloy steel)

Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).

      • High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel

Kandungan karbon : 0,70 % - 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.

Baja Paduan dengan Sifat Khusus

  1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)

Sifatnya antara lain:

    • Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan

    • Tahan temperature rendah maupun tinggi

    • Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil

    • Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus

    • Tahan terhadap oksidasi

    • Kuat dan dapat ditempa

    • Mudah dibersihkan

    • Mengkilat dan tampak menarik

  1. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)

Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.


  1. Baja Perkakas (Tool Steel)

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.

Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang diberikan antara lain:

  1. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.

  2. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara.

  3. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.

  4. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.

  5. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi.


Klasifikasinya lain:

    1. Menurut penggunaannya:

      • Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 % C.

      • Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.

    2. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:

  • Baja tahan garam (acid-resisting steel)

  • Baja tahan panas (heat resistant steel)

  • Baja tanpa sisik (non scaling steel)

  • Electric steel

  • Magnetic steel

  • Non magnetic steel

  • Baja tahan pakai (wear resisting steel)

  • Baja tahan karat/korosi

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:

  1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)

  2. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)

  3. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)

  4. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)

  5. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)

Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:

  1. Baja kualitas biasa

  2. Baja kualitas baik

  3. Baja kualitas tinggi

Standard AISI dan SAE